Rabu, 18 Juni 2014

Halogenasi

BAB IPENDAHULUAN
             Halogenasi diambil dari kata halogen yaitu anggota golongan unsur yang sangat aktif, terdiri dari fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin, yang mempunyai sifat kimia sama. Sedangkan halogenasi tersebut merupakan prosesnya yaitu pemasukan halogen ke dalam senyawa organik, baik secara penambahan (adisi) maupun secara penggantian (substitusi).Halogenasi merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) pada senyawa-senyawa alkena seperti etena dengan unsur-unsur halogen seperti klorin, bromin dan iodin.Reaksi halogenasi sendiri telah banyak digunakan di industri-industri organik maupun non-organik. Dalam makalah ini akan industri yang menggunakan reaksi halogenasi yaitu industri plastik. Di dalam industri plastik terdapat pembuatan PVC dimana bahan baku PVC yaitu terdiri dari monomer vinil chlorida yang merupakan bahan baku utama nya dan di dalam pembuatan monomer tersebut terdapat reaksi halogenasi di dalamnya seperti yang akan di jelaskan pada makalah ini nantinya.        BAB IIREAKSI HALOGENASI Halogen adalah anggota golongan unsur yang sangat aktif, terdiri dari fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin, yang mempunyai sifat kimia satu dengan yang lain sama.2.1       Pengertian HalogenasiHalogenasi adalah pemasukan halogen ke dalam senyawa organik, baik secara penambahan (adisi) maupun secara penggantian (substitusi).Halogenasi merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) pada senyawa-senyawa alkena seperti etena dengan unsur-unsur halogen seperti klorin, bromin dan iodin.Reaksi halogenasi adaalah reaksi yang terjadi pengikatan satu atau lebih atom halogen (F, Cl. Br, I) pada senyawa organik.2.2       Reaksi Halogenasi Pada Alkana  Seperti yang diketahui bahwa ikatan pada alkana berciri tunggal, kovalen dan nonpolar. Oleh karenanya alkana relatif stabil (tidak reaktif) terhadap kebanyakan asam, basa, pengoksidasi atau pereduksi yang dapat dengan mudah bereaksi dengan kelompok hidrokarbon lainnya. Karena sifatnya yang tidak reaktif tersebut, maka alkana dapat digunakan sebagai pelarut. Walaupun alkana tergolong sebagai senyawaan yang stabil, namun pada kondisi dan pereaksi tertentu alkana dapat bereaksi dengan asam sulfat dan asam nitrat, sekalipun dalam temperatur kamar. Hal tersebut dimungkinkan karena senyawa kerosin dan gasoline mengandung banyak rantai cabang dan memiliki atom karbon tersier yang menjadi activator berlangsungnya reaksi tersebut. Berikut ini ditunjukkan reaksi halogenasi alkana :
HalogenasiReaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksihalogenasi. Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi. Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi. Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana. Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.     Reaksi antara alkana dengan fluorinCH4 + 2F2  - - ->>  C + 4HF menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap. Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap, reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di bawah sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan bantuan cahaya disebut reaksi fitokimia.Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh atom halogen. Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan sebagai berikut:Reaksi umum          R-H + Cl-Cl R-Cl + H-ClContoh                   CH4 + Cl-Cl CH3Cl + HClUntuk menjelaskan keadaan ini, kita harus membicarakan mekanisme reaksinya. Gambaran yang rinci bagaimana ikatan dipecah dan dibuat menjadi reaktan dan berubah menjadi hasil reaksi. Langkah pertama dalam halogenasi adalah terbelahnya molekul halogen menjadi dua partikel netral yang dinamakanradikal bebas atau radikal. Suatu radikal adalah sebuah atom atau kumpulan atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak mempunyai pasangan. Radikal klor adalah atom klor yang netral, berarti atom klor yang tidak mempunyai muatan positif atau negatif.Pembelahan dari molekul Cl2 atau Br2 menjadi radikal memerlukan energi sebesar 58 Kcal/mol untuk Cl2 dan 46 kcal/mol untuk Br2. Energi yang didapat dari cahaya atau panas ini, diserap oleh halogen dan akan merupakan reaksi permulaan yang disebut langkah permulaan. Tahap kedua langkah penggadaan dimana radikal klor bertumbukan dengan molekul metan, radikal ini akan memindahkan atom atom hidrongen (H ) kemudian menghasilkan H-Cl dan sebuah radikal baru, radikal metil ( CH3). Langkah I dari siklus penggadaan.Radikal bebas metil sebaliknya dapat bertumbukan dengan molekul (Cl2) untuk membedakan atom khlor dalam langkah penggandaan lainnya. Langkah 2 dari siklus penggadaan. Langka ketiga Reaksi Penggabungan Akhir. Reaksi rantai radikal bebas berjalan terus sampai semua reaktan terpakai atau sampai radikalnya dimusnahkan. Reaksi dimana radikal dimusnahkan disebut langkah akhir. Langkah akhir akan memutuskan rantai dengan jalan mengambil sebuah radikal setelah rantai putus. Siklus penggandaan akan berhenti dan tak berbentuk lagi reaksi. 2.3       Halogenasi pelarutMenurut Dr. Dmitri Kopeliovich : Pelarut terhalogenasi adalah pelarut yang molekulnya mengandung atom halogenic: klorin (Cl), fluor (F), brom (Br) atau yodium (I).
Jenis-jenis pelarut terhalogenasi2.3.1    Pelarut Diklorinasi Pelarut diklorinasi umum adalah Trichlorethylene (ClCH-CCl2), Perchlorethylene (tetrakloroetilena, Cl2C-CCl2), Metilen klorida (CH2Cl2), Karbon tetraklorida (CCl4), Kloroform (CHCl 3), 1,1,1-trikloroetana (kloroform metil, CH3-CCl).
Diklorinasi pelarut digunakan dalam pembersihan kering, pembersih logam, degreasing, aerosol otomotif, percetakan, kertas dan industri tekstil, penghapusan cat, industri mebel, Termoplastik produksi.
 2.3.2        Pelarut Fluorocarbon Contoh pelarut fluorocarbon: Dichlorofluoromethane (freon 21, CHCl2 F), Trichlorofluoromethane (Freon11,CCl3 M),Tetrafluoromethane (Freon 14, CF4), Difluorodichloromethane (Freon 12,CHCl2F2), Hydrochlorofluorocarbon(Chlorodifluoromethane, Freon 22, CHClF2).
Pelarut fluorocarbon banyak digunakan sebagai refrigeran.2.3.3        Pelarut BrominatedContoh pelarut brominated: Etilen Dibromide (1,2-dibromoethane, BrCH2-CH2Br), chlorobromide mtilen (Bromochloromethane, CH2BrCl), bromin metil (bromomethane, CH2Br).
Pelarut brominated digunakan sebagai aditif dalam bensin bertimbal, sterilants tanah, untuk manufaktur pestisida dan Fumigan.Pengaruh pelarut brominated bagi kesehatan : mempengaruhi hati dan ginjal, menyebabkan dermatitis dan iritasi kulit, mata, saluran pernapasan atas dan selaput lendir. Menghirup brominated pelarut dapat menyebabkan pusing, kelemahan, depresi, sakit kepala, mengantuk.Pengaruh  pelarut brominated bagi lingkungan: beberapa pelarut brominated (metilen chlorobromide, bromin metil) yang dilarang di sebagian besar negara karena potensi mereka yang tinggi ozon deplesi (Montreal Protocol).2.3.4    Pelarut IodinasiContoh pelarut iodinasi:-butil iodida n (1-iodobutane, CH3CH2CH2CH2I), Metil iodida (iodomethane, CH3I), etil iodida (iodoethane, C2H5I), n-propil iodida (1-iodopropane, CH3CH2CH2I).
Iodinasi pelarut digunakan sebagai intermediet untuk berbagai bahan kimia, pewarna, Fumigan, media kontras X-ray, antiseptik, insektisida, senyawa surfaktan, citarasa dan aroma dan farmasi dalam pengujian untuk piridin.2.4              Reaksi-reaksi antara Alkena dengan Unsur-unsur Halogen2.4.1    Etena dengan fluorinEtena bereaksi ledakan (eksplosif) dengan fluorin menghasilkan karbon dan gas hidrogen fluoride. Reaksi ini bukan merupakan reaksi yang bermanfaat, dan jarang dibahas pada pembahasan tingkat dasar.2.4.2        Etena dengan klorin atau bromin atau iodineReaksi yang terjadi antara etena dengan klorin atau bromin atau iodin adalah reaksi adisi.Sebagai contoh, bromin ditambahkan membentuk 1,2-dibromoetana. 2.5              Reaksi-reaksi antara Alkana dengan Unsur-unsur Halogen 2.5.1        Alkana dengan fluorinReaksi ini menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap, dan cenderung dihasilkan karbon dan hidrogen fluoride.2.5.2    Alkana dengan iodinIodin tidak bereaksi dengan alkana – sekurang-kurangnya pada kondisi laboratorium yang normal.2.5.2        Alkana dengan klorin atau brominTidak ada reaksi yang terjadi dalam kondisi gelap (tanpa cahaya).Jika terdapat cahaya, reaksi yang terjadi sedikit mirip dengan fluorin, yakni menghasilkan sebuah campuran karbon dan hidrogen halida. Keagresifan reaksi berkurang tajam semakin ke bawah golongan mulai dari fluorin sampai klorin sampai bromin.Reaksi-reaksi yang menarik terjadi dengan adanya sinar ultraviolet (begitu juga sinar matahari). Reaksi-reaksi ini disebutreaksi fitokimia, dan terjadi pada suhu kamar.2.6       Reaksi-reaksi antara Sikloalkana dengan Unsur-unsur HalogenDibawah sinar UV, siklopropana akan mengalami reaksi substitusi dengan klorin atau bromin. Akan tetapi, sikloalkana juga memiliki kemampuan untuk bereaksi dalam kondisi tanpa cahaya.Dengan adanya sinar UV, siklopropana bisa mengalami reaksi adisi dimana cincinnya terputus. Sebagai contoh, dengan bromin, siklopropana menghasilkan 1,3-dibromopropana.2.7       Pabrik kimia yang menggunakan proses halogenasi1.      Pabrik Hexachlorobenzena
2.      Pabrik Vinyl Chloride
3.      Pabrik Tetrachloroethane
4.      Pabrik Allyl Chloride
   BAB IIIAPLIKASI PROSES HALOGENASI PADA PEMBUATAN PLASTIK  3.1      Plastik Konvensional
Plastik merupakan salah satu jenis polimer. Polimer lain yang umum diproduksi selain plastik adalah serat dan karet (elastomer). Polimer sendiri merupakan molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer.Berdasarkan survey, dari tahun 1970 sampai 2000, konsumsi plastik dunia makin meningkat jauh melebihi logam besi dan baja. Ada alasan-alasan ekonomis yang dapat diterima dalam kecenderungan tersebut. Plastik lebih ringan dan umumnya lebih tahan terhadap korosi. Seperti logam, plastik juga dapat dipadu untuk memperbaiki sifat-sifat fisiknya. Dan jika dihubungkan dengan kenaikan harga energi , plastik bisa diproduksi dan diproses dengan input energi yang lebih rendah daripada logam. Jika diklasifikasi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan kegunaanya maka plastik dibagi menjadi  plastik komoditi dan plastik teknikPlastik komoditi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (Stevens, 2001)- volume yang tinggi- harga yang murah- plastik ini bisa dibandingkan dengan baja dan aluminium dalam industri logam- sering dipakai dalam bentuk barang pakai-buang (disposable) seperti lapisan pengemasSedangkan plastik teknik memiliki ciri: (Stevens, 2001)- harga yang lebih mahal- volume lebih rendah- memiliki sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik- dalam berbagai aplikasi sering bersaing dengan logam, keramik, dan gelasContoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliesterJika dilihat dari sifatnya, plastik dibagi menjadi termoplastik dan termoset. Termoplastik mempunyai sifat, jika dipanaskan akan menjadi plastis dan jika terus dipanaskan sampai suhu lebih dari 200º C bisa mencair. Bila temperatur kemudian diturunkan (didinginkan), material plastik akan mengeras dan dapat dibentuk kembali.Termoset setelah diproses menjadi produk tidak dapat kembali seperti bentuk semula. Jika diumpamakan dengan makanan, termoplastik seperti coklat yang dapat mencair dan mengeras berulang kali dan tetap saja kita akan mendapatkan coklat, sedangkan termoset seperti biskuit yang sekali dicetak tidak dapat kembali ke bentuknya lagi .Pada saat ini, kebanyakan plastik yang digunakan adalah plastik konvensional. Biasanya plastik konvensional ini berbahan dasar minyak bumi, gas alam, atau batu bara. Penggunaan plastik konvensional yang terbuat dari bahan sintetik  sering mengasilkan sampah dalam kehidupan sehari-hari. Sampah ini tidak dapat didegradasi oleh mikroorganisme atau lingkungan
Contohnya ;·         Poli (vinil klorida) (PVC)·         Poliester3.2       Plastik Modern
Platik konvensional sudah lama menimbulkan masalah bagi lingkungan. Plastik berbahan baku polimer sintetis minyak bumi tidak dapat didegradasi oleh alam, sehingga menjadi sumber pencemaran di berbagai tempat, terutama di tanah dan air. Namun, seiring perkembangan zaman, telah ditemukan solusi plastik ramah lingkungan atau disebut plastic biodegrdable. Plastic biodegradable merupakan plastik yang terbuat dari bahan-bahan alami antara lain selulosa, pati, kolagen, kasein, protein, khitosan, khitin, atau lipid dari hewan. Bahan-bahan alami ini termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sampah plastik yang dihasilkan dapat didegradasi oleh alam  dan mikroorganisme .
Salah satu sumber bahan baku plastik biodegradable adalah klobot jagung. Klobot jagung memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi sekitar 32%, dan sisanya hemiselulosa 32% dan lignin 20% (Hettenhaus, 2002). Sekitar 1 ton klobot jagung yang dihasilkan akan proporsional dengan hasil 1 ton biji jagung. Klobot jagung akan terus meningkat jumlahnya sering meningkatnya panen jagung tiap tahun.
            BAB IVINDUSTRI PVC Polivinil klorida, atau lebih dikenal dengan PVC atau vinyl, telah digunakan secara luas sejak awal pertengahan abad 20. PVC memiliki sifat kuat, tahan terhadap minyak dan bahan kimia, sinar matahari, cuaca, dan tahan api. PVC bisa ditemukan di mana saja di sekitar kita. PVC adalah bahan sangat serbaguna yang digunakan sebagai bahan pembuat botol, kemasan, mainan, bahan konstruksi, selimut, pakaian, pipa, pelapis kabel, kulit imitasi, perabotan, dan banyak lagi.PVC menempati peringkat ketiga di kedua output plastik global dan konsumsi. Lebih dari 33 juta ton PVC  diproduksi setiap tahun, dan angka itu meningkat setiap tahun. Sekitar 57 persen massa PVC adalah klorin, sehingga membutuhkan minyak bumi lebih sedikit dari polimer lainnya.Polyvinylchloride (PVC) [- (-CH 2-CHCl-) n-] adalah salah satu dari tiga penting polimer banyak digunakan saat ini di seluruh dunia. Hal ini karena PVC adalah salah satu polimer termurah untuk membuat dan memiliki berbagai macam sifat sehingga dapat digunakan untuk membuat ratusan produk. 4.1       Proses Produksi PVCSecara umum proses produksi plastik di industri meliputi tiga tahap yaitu:
1.      Pelunakan : Menggunakan panas, sehingga mudah mengalir, dan siap dibentuk oleh cetakan
2.      Pembentukan : Memanfaatkan tekanan, agar plastik dialirkan dan dibentuk lewat die atau cetakan
3.      Pemadatan : Bentuk akhir produk dibiarkan memadat
4.2       Proses Pembuatan PVC      
Secara garis besar proses produksi PVC dilakukan melalui tiga tahapan reaksi. PVC yang dihasilkan dalam tahapan-tahapan produksi ini merupakan PVC murni. Tahap-tahap pembuatan PVC, antara lain:1. Klor-AlkaliProses yang pertama yaitu Proses Klor-Alkali, gas klorin (Cl2) merupakan produk utama yang dihasilkan pada tahapan ini, disamping produk-produk sampingan berupa natrium hidroksida (NaOH), gas hydrogen (H2) dan natrium hipoklorit (NaOCl)Dalam Proses Klor-Alkali ini garam natrium klorida (NaCl) dilarutkan dalam air dan dimurnikan serta dikonsentrasikan. Larutan garam yang murni dan terkonsentrasi ini kemudian dielektrolisa menghasilkan NaOH, gas klorin dan gas hydrogen.2NaCl + 2H2O → Cl2 + H2 + 2NaOHNatrium hipoklorit dan asam klorida merupakan produk turunan yang didapat dengan mereaksikan natrium hidroksida dan gas klorin.NaOH + Cl2 → NaOCl + HCl 2. EDC/VCM                                       Proses yang kedua, yaitu Proses EDC/VCM yang menghasilkan monomer vinil klorida (vinyl chloride monomer atau disingkat dengan VCM) sebagai produk utama. Etilen diklorida (EDC) atau 1,2-dichloroethan di masa lalu populer dengan sebutan Dutch Oil demi menghormati ilmuwan-ilmuwan Belanda yang pertama kali berhasil mensintesa zat tersebut dari gas etilen dan gas klorin di akhir abad ke-18.Dewasa ini EDC terutama digunakan untuk memproduksi monomer vinil klorida (VCM), yang merupakan bahan baku utama pembuatan polivinil klorida (PVC). EDC juga digunakan sebagai zat-antara (intermediate) dalam proses pembuatan berbagai zat-zat organic, disamping juga digunakan sebagai zat pelarut (solven).Proses produksi vinil klorida yang dipraktekkan secara komersial saat ini merupakan kombinasi seimbang dari dua jenis proses untuk menghasilkan etilen diklorida (EDC) yang merupakan produk-antara (intermediate) dalam proses produksi vinil klorida. Kedua proses tersebut dinamakan Direct Chlorination (DC) dan Oxy-Chlorination (OC).Dalam proses Direct Chlorination (DC), etilen (CH2=CH2) di-klorinasi untuk menghasilkan etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).            CH2=CH2  +  Cl2  → CH2Cl-CH2Cl                                        (1)Etilen diklorida kemudian di-“cracking” (dipanaskan tanpa paparan oksigen) untuk menghasilkan vinil klorida (CH2=CHCl) dan asam klorida (HCl).            CH2Cl-CH2Cl  → CH2=CHCl  + HCl                                      (2)Sementara itu dalam proses Oxy-Chlorination (OC), etilen (CH2=CH2), asam klorida (HCl) yang dihasilkan dari Reaksi (2) dan oksigen (O2) direaksikan untuk menghasilkan etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).            CH2=CH2  +  Cl2 + ½ O2 → CH2Cl-CH2Cl + H2O                  (3)Dengan menjumlahkan Reaksi (1), (2) dan (3), didapat reaksi keseluruhan dari kombinasi proses Direct Chlorination dan Oxy-Chlorination:            2 CH2=CH2  +  Cl2 + ½ O2 → 2 CH2=CHCl + H2O                (4)3. PolimerasasiDalam proses yang ketiga, yaitu proses polimerisasi PVC, vinil klorida (VCM) dipolimerisasi menjadi polivinil klorida (PVC) dalam reactor tank. Reaksi polimerisasi PVC adalah sebagai berikut:Mekanisme polimerisasi yang dilakukan adalah dengan metode radikal bebas yang terdiri dari tiga tahap:1. Inisiasi2. Propagasi3. TerminasiPVC dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama: minyak bumi dan garam dapur (NaCl). Minyak bumi diolah melalui proses pemecahan molekul yang disebut cracking menjadi berbagai macam zat, termasuk etilena ( C2H4 ), sementara garam dapur diolah melalui proses elektrolisa menjadi natrium hidroksida (NaOH) dan gas klor (Cl2). Etilena kemudian direaksikan dengan gas klor menghasilkan etilena diklorida (CH2Cl-CH2Cl). Proses cracking/pemecahan molekul etilena diklorida menghasilkan gas vinil klorida (CHCl=CH2) dan asam klorida (HCl). Akhirnya, melalui proses polimerisasi (penggabungan molekul yang disebut monomer, dalam hal ini vinil klorida) dihasilkan molekul raksasa dengan rantai panjang (polimer): polivinil klorida (PVC), yang berupa bubuk halus berwarna putih. Masih diperlukan satu langkah lagi untuk mengubah resin PVC menjadi berbagai produk akhir yang bermanfaat.Penampakan resin PVC sangat mirip dengan tepung terigu. Dan resin PVC memang dapat dianalogikan seperti tepung terigu: keduanya tidak dapat digunakan dalam bentuk aslinya. Seperti halnya tepung terigu yang harus diolah dengan mencampurkan berbagai kandungan lain hingga menjadi kue tart dan berbagai jenis roti yang menarik, resin PVC juga harus diolah dengan mencampurkan berbagai jenis zat aditif hingga dapat menjadi berbagai jenis produk yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.a.         Produksi klorinGaram (natrium klorida) yang diperoleh dari laut kering prasejarah dilarutkan dalam air untuk membentuk solusi yang disebut air garam. Solusi ini ditempatkan dalam sebuah sel dan sebuah arus listrik yang melewatinya.gelembung gas Klorin off di salah satu bagian dari sel dan logam natrium diproduksi di lain.Natrium bereaksi dengan air untuk membentuk soda kaustik (sodium hidroksida) dan gas hidrogen. Kedua yang memiliki kegunaan komersial penting.Generasi gas klorin melibatkan merkuri logam cair (senyawa-senyawa yang beracun) dan dapat menyebabkan efek buruk pada lingkungan. Salah satu contoh seperti itu di tahun 1950-an di Jepang di Teluk Minamata di mana melarikan diri dan terkontaminasi merkuri ikan dan memasuki rantai makanan yang menyebabkan kematian banyak penduduk lokal.Oleh karena itu tanaman industri sangat berhati-hati dalam mencegah merkuri dari melarikan diri namun selalu ada beberapa merkuri yang hilang mengapa metode baru untuk membuat klorin sekarang digunakan. Metode baru ini melibatkan diafragma asbes di sel yang berpori dan memungkinkan arus listrik untuk mengalir serta menolak korosi dari klorin dan soda kaustik.Metode ini lebih aman karena tidak ada asbes hilang dan ketika diafragma diganti dapat dibuang secara aman dan mudah.Namun, satu kejatuhan dari metode ini adalah bahwa ia membentuk lebih encer larutan soda kaustik sehingga memerlukan uap pemanasan untuk menghilangkan kelebihan air dan membuatnya lebih terkonsentrasi sebelum dapat dijual di untuk penggunaan komersial.Pembuatan akun PVC 30% dari klorin yang dihasilkan industri. Kehadiran klorin membuat PVC kompatibel dengan berbagai bahan lain yang membuat PVC sangat fleksibel. Juga, klorin membuat flame retardant PVC dan memungkinkan PVC harus dibedakan ketika menyortir plastik untuk didaur ulang. Namun klorin itu sendiri sangat korosif dan adalah gas mematikan.Hal ini berbahaya untuk menangani dan orang tewas dalam insiden industri yang melibatkan klorin. langkah-langkah keamanan yang ketat karena itu diambil di mana klorin yang bersangkutan termasuk dalam pengangkutan kimia ini.b.         Produksi EthylenEthylene berasal dari minyak atau gas alam yang halus dan ‘retak’ dengan memanaskan etana, propana atau butana atau naptha dari minyak. Misalnya proses pemecahan untuk metana dapat hadir sebagai berikut:2CH4 à C2H2 + 3H2Hasil  dari proses ini termasuk hidrogen dapat dibakar untuk menyediakan energi dan propylene yang direklamasi seperti yang berharga. Merupakan hasil reaksi yang mudah terbakar tetapi tidak beracun atau menyebabkan kanker.c.         Produksi PVCEthylene dan klorin yang dikombinasikan untuk membentuk dichloride, ethylene cair (i) yang kemudian dipanaskan untuk memberikan vinil klorida yang kemudian disuling off dan memberikan gas hidrogen klorida;H2C = CH2 + ClH2C-CH2Cl à H2C = CHCl + HClReaksi samping juga terjadi untuk membentuk senyawa organoklorin beberapa yang dikumpulkan karena mereka memiliki penggunaan komersial. Sisanya oleh-produk yang dibakar untuk merebut kembali klorida hidrogen, yang dapat didaur ulang dan bereaksi dengan ethylene dichloride lebih untuk membentuk etilen baru.Vinyl chloride gas kurang berbahaya daripada klorin Namun kanker hati angiosarcoma disebut telah dikaitkan dengan orang-orang yang bekerja dengan vinil klorida.Pekerja yang terpapar itu sekarang dilindungi dan kebocoran dan kerugian gas vinil klorida dalam tanaman menurun ke minimum mutlak dan jejak sisa dalam produk PVC dikeluarkan sejauh mungkin. Perbaikan ini memastikan bahwa masyarakat umum tanpa resiko sama sekali dari kimia ini.Tekanan diterapkan pada vinil klorida (terdispersi dalam air sebagai suspensi atau emulsi) di ruang tekanan tinggi pada suhu 50-70 ° C. Peran air adalah untuk menghapus dan mengontrol panas yang dilepaskan dalam proses polimerisasi. PVC bentuk partikel kecil yang tumbuh dan ketika mereka mencapai ukuran yang diinginkan reaksi dihentikan dan setiap vinil klorida tidak bereaksi disuling off dan digunakan kembali. PVC dipisahkan off dan dikeringkan untuk membentuk serbuk putih.d.         Pemrosesan Menjadi Produk AkhirSatu tahap penting lagi sebelum resin PVC bisa ditransformasikan menjadi berbagai produk akhir adalah pembuatan  compound/adonan (compounding). Compound adalah resin PVC yang telah dicampur dengan berbagai aditif yang masing-masing memiliki fungsi tertentu, sehingga siap untuk diproses menjadi produk jadi dengan sifat-sifat yang diinginkan. Sifat-sifat yang dituju meliputi warna, kefleksibelan bahan, ketahanan terhadap sinar ultra violet (bahan polimer/plastik cenderung rusak jika terpapar oleh sinar ultra violet yang terdapat pada cahaya matahari), kekuatan mekanik transparansi, dan lain-lain. PVC dapat direkayasa hingga bersifat keras untuk aplikasi-aplikasi seperti pipa dan botol plastik, lentur dan tahan gesek seperti pada produk sol sepatu, hingga bersifat fleksibel/lentur dan relatif tipis seperti aplikasi untuk wall paper dan kulit imitasi.              PVC dapat juga direkayasa sehingga tahan panas dan tahan cuaca untuk penggunaan di alam terbuka. Dengan segala keluwesannya, PVC cocok untuk jenis produk yang nyaris tak terbatas dan setiap compound PVC dibuat untuk memenuhi kriteria suatu produk akhir tertentu.Compound PVC kemudian dapat diproses dengan berbagai cara untuk memenuhi ratusan jenis penggunaan yang berbeda, misalnya:•      PVC dapat diekstrusi, artinya dipanaskan dan dialirkan melalui suatu cetakan berbagai bentuk, sehingga dihasilkan produk memanjang yang profilnya mengikuti bentuk cerakan tersebut, misalnya produk pipa, kabel dan lain-lain.•      PVC juga dapat di lelehkan dan disuntikkan (cetak-injeksi) ke dalam suatu ruang cetakan tiga dimensi untuk menghasilkan produk seperti botol, dash board, housing bagi produk-produk elektronik seperti TV, computer, monitor dll.•      Proses kalendering menghasilkan produk berupa film dan lembaran dengan berbagai tingkat ketebalan, biasanya dipakai untuk produk alas lantai, wall paper , dll.•      Dalam teknik cetak-tiup (blow molding), lelehan PVC ditiup di dalam suatu cetakan sehingga membentuk produk botol, misalnya.•      Resin PVC yang terdispersi dalam larutan juga dapat digunakan sebagai bahan pelapis/coating, misalnya untuk lapisan bawah karpet dll.4.3       Sifat  dan penggunaan PVCSifat PVC yang menarik membuatnya cocok untuk berbagai macam penggunaan. PVC tahan secara biologi dan kimia, membuatnya menjadi plastik yang dipilih sebagai bahan pembuat pipa pembuangan dalam rumah tangga dan pipa lainnya di mana korosi menjadi pembatas pipa logam. Dengan tambahan berbagai bahan anti tekanan dan stabilizer, PVC menjadi bahan yang populer sebaga bingkai jendela dan pintu. Dengan penambahan plasticizer, PVC menjadi cukup elastis untuk digunakan sebagai insulator kabel. 1.      Pakaian
PVC telah digunakan secara luas pada bahan pakaian, yaitu membuat bahan serupa kulit. PVC lebih murah dari karet, kulit, atau lateks sehingga digunakan secara luas. PVC juga waterproof sehingga dijadikan bahan pembuatan jaket, mantel, dan tas.2.      Kabel listrik
PVC yang digunakan sebagai insulasi kabel listrik harus memakai plasticizer agar lebih elastis. Namun jika terpapar api, kabel yang tertutup PVC akan menghasilkan asap HCl dan menjadi bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Aplikasi di mana asap adalah bahaya utama (terutama di terowongan), PVC LSOH (low smoke, zero halogen) adalah bahan insulasi yang pada umumnya dipilih.3.      Perpipaan
Secara kasar, setengah produksi resin PVC dunia dijadikan pipa untuk berbagai keperluan perkotaan dan industri. Sifatnya yang ringan, kekuatan tinggi, dan reaktivitas rendah, menjadikannya cocok untuk berbagai keperluan. Pipa PVC juga bisa dicampur dengan berbagai larutan semen atau disatukan dengan pipa HDPE oleh panas,menciptakan sambungan permanen yang tahan kebocoran.4.      Bangunan dan bahan konstruksi
PVC tahan korosi dan pelapukan dan sebagainya telah menggunakan banyak outdoor seperti puntung air, bingkai jendela, flaps lumpur, pipa air dan furnitur taman. PVC juga tangguh dan tidak retak dan mudah dapat dibentuk sehingga dapat diproduksi sebagai serat, busa atau film. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai.5.      Komponen kendaraan
Penggunaan PVC dalam komponen kendaraan mengurangi berat kendaraan maka mengurangi konsumsi bahan bakar dan melestarikan bahan bakar fosil. PVC juga meningkatkan kebebasan desain dan meningkatkan keselamatan kendaraan dengan memberikan kejutan-menyerap bagian seperti airbag dan juga sifat tahan api.         BAB V
PENUTUP
 1.      Halogenasi adalah pemasukan halogen ke dalam senyawa organik, baik secara penambahan (adisi) maupun secara penggantian (substitusi).
2.      Pengertian pelarut terhalogenasi, menurut Dr.Dmitri Kopeliovich adalah pelarut yang molekulnya mengandung atom halogenic: klorin (Cl), fluor (F), brom (Br) atau yodium (I).
3.      Jenis-jenis pelarut terhalogenasi
·         Diklorinasi pelarut·         Fluorocarbon pelarut·         Brominated Pelarut·         Iodinasi pelarut 4.      Reaksi-reaksi antara alkena dengan unsur-unsur halogen
·         Etena dengan fluorin
·         Etena dengan klorin atau bromin atau iodin
5.      Reaksi-reaksi antara alkana dengan unsur-unsur halogen
·         Alkana dengan fluorin
·         Alkana dengan iodin
·         Alkana dengan klorin atau bromin
·         Metana dengan klorin
·         Propana dengan klorin
6.      Salah satu aplikasi halogenasi yaitu pada proses pembuatan PVC dimana dibuat dengan mereaksikan EDC dengan gas Cl2.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar