BAB IPENDAHULUAN
Halogenasi
diambil dari kata halogen yaitu
anggota golongan unsur yang sangat aktif, terdiri dari fluorin, bromin, iodin,
klorin, atau astatin, yang mempunyai sifat kimia sama. Sedangkan halogenasi tersebut merupakan
prosesnya yaitu pemasukan halogen ke dalam senyawa organik, baik secara
penambahan (adisi) maupun secara penggantian (substitusi).Halogenasi merupakan reaksi yang
terjadi antara ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) pada senyawa-senyawa alkena
seperti etena dengan unsur-unsur halogen seperti klorin, bromin dan iodin.Reaksi halogenasi sendiri telah
banyak digunakan di industri-industri organik maupun non-organik. Dalam makalah
ini akan industri yang menggunakan reaksi halogenasi yaitu industri plastik. Di
dalam industri plastik terdapat pembuatan PVC dimana bahan baku PVC yaitu
terdiri dari monomer vinil chlorida yang merupakan bahan baku utama nya dan di
dalam pembuatan monomer tersebut terdapat reaksi halogenasi di dalamnya seperti
yang akan di jelaskan pada makalah ini nantinya. BAB IIREAKSI HALOGENASI Halogen adalah anggota golongan
unsur yang sangat aktif, terdiri dari fluorin, bromin, iodin, klorin, atau
astatin, yang mempunyai sifat kimia satu dengan yang lain sama.2.1 Pengertian
HalogenasiHalogenasi adalah pemasukan halogen
ke dalam senyawa organik, baik secara penambahan (adisi) maupun secara
penggantian (substitusi).Halogenasi merupakan reaksi yang
terjadi antara ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) pada senyawa-senyawa alkena
seperti etena dengan unsur-unsur halogen seperti klorin, bromin dan iodin.Reaksi halogenasi adaalah reaksi yang terjadi
pengikatan satu atau lebih atom halogen (F, Cl. Br, I) pada senyawa organik.2.2 Reaksi Halogenasi Pada Alkana Seperti yang
diketahui bahwa ikatan pada alkana berciri tunggal, kovalen dan nonpolar. Oleh
karenanya alkana relatif stabil (tidak reaktif) terhadap kebanyakan asam, basa,
pengoksidasi atau pereduksi yang dapat dengan mudah bereaksi dengan kelompok
hidrokarbon lainnya. Karena sifatnya yang tidak reaktif tersebut, maka alkana
dapat digunakan sebagai pelarut. Walaupun alkana tergolong sebagai senyawaan
yang stabil, namun pada kondisi dan pereaksi tertentu alkana dapat bereaksi
dengan asam sulfat dan asam nitrat, sekalipun dalam temperatur kamar. Hal
tersebut dimungkinkan karena senyawa kerosin dan gasoline mengandung banyak
rantai cabang dan memiliki atom karbon tersier yang menjadi activator
berlangsungnya reaksi tersebut. Berikut ini ditunjukkan reaksi halogenasi
alkana :
HalogenasiReaksi dari alkana dengan unsur-unsur
halogen disebut reaksihalogenasi.
Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari
alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut
reaksi substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi. Halongen lain, fluor
bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan iodium tak cukup
reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana. Laju pergantian atom H sebagai
berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni
fluorin > klorin > brom > iodin. Reaksi antara alkana dengan fluorinCH4 + 2F2 - - ->>
C + 4HF menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang
gelap. Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam
keadaan gelap, reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi
suhu tinggi atau di bawah sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang eksoterm.
Reaksi kimia dengan bantuan cahaya disebut reaksi fitokimia.Dalam reaksi klorinasi, satu atau
lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh atom halogen. Contoh reaksi
halogen dan klorinasi secara umum digambarkan sebagai berikut:Reaksi umum
R-H + Cl-Cl R-Cl + H-ClContoh
CH4 + Cl-Cl CH3Cl + HClUntuk menjelaskan keadaan ini, kita
harus membicarakan mekanisme reaksinya. Gambaran yang rinci bagaimana ikatan
dipecah dan dibuat menjadi reaktan dan berubah menjadi hasil reaksi. Langkah pertama dalam halogenasi
adalah terbelahnya molekul halogen menjadi dua partikel netral yang dinamakanradikal bebas atau radikal. Suatu radikal adalah
sebuah atom atau kumpulan atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang
tidak mempunyai pasangan. Radikal klor adalah atom klor yang netral, berarti
atom klor yang tidak mempunyai muatan positif atau negatif.Pembelahan dari molekul Cl2 atau Br2
menjadi radikal memerlukan energi sebesar 58 Kcal/mol untuk Cl2 dan 46 kcal/mol
untuk Br2. Energi yang didapat dari cahaya atau panas ini, diserap oleh halogen
dan akan merupakan reaksi permulaan yang disebut langkah permulaan. Tahap kedua langkah penggadaan
dimana radikal klor bertumbukan dengan molekul metan, radikal ini akan
memindahkan atom atom hidrongen (H ) kemudian menghasilkan H-Cl dan sebuah
radikal baru, radikal metil ( CH3). Langkah I dari siklus penggadaan.Radikal bebas metil sebaliknya dapat
bertumbukan dengan molekul (Cl2) untuk membedakan atom khlor dalam langkah
penggandaan lainnya. Langkah 2 dari siklus penggadaan. Langka ketiga Reaksi Penggabungan
Akhir. Reaksi rantai radikal bebas berjalan terus sampai semua reaktan terpakai
atau sampai radikalnya dimusnahkan. Reaksi dimana radikal dimusnahkan disebut
langkah akhir. Langkah akhir akan memutuskan rantai dengan jalan mengambil
sebuah radikal setelah rantai putus. Siklus penggandaan akan berhenti dan tak
berbentuk lagi reaksi. 2.3 Halogenasi
pelarutMenurut Dr.
Dmitri Kopeliovich : Pelarut
terhalogenasi adalah pelarut yang molekulnya mengandung atom halogenic: klorin
(Cl), fluor (F), brom (Br) atau yodium (I).
Jenis-jenis pelarut terhalogenasi2.3.1 Pelarut Diklorinasi Pelarut
diklorinasi umum adalah Trichlorethylene (ClCH-CCl2), Perchlorethylene (tetrakloroetilena, Cl2C-CCl2), Metilen klorida (CH2Cl2), Karbon tetraklorida (CCl4), Kloroform (CHCl 3), 1,1,1-trikloroetana (kloroform metil, CH3-CCl).
Diklorinasi
pelarut digunakan dalam pembersihan kering, pembersih logam, degreasing,
aerosol otomotif, percetakan, kertas dan industri tekstil, penghapusan cat,
industri mebel, Termoplastik produksi.
2.3.2
Pelarut Fluorocarbon Contoh
pelarut fluorocarbon: Dichlorofluoromethane (freon 21, CHCl2 F), Trichlorofluoromethane (Freon11,CCl3 M),Tetrafluoromethane (Freon 14, CF4), Difluorodichloromethane (Freon 12,CHCl2F2), Hydrochlorofluorocarbon(Chlorodifluoromethane, Freon 22,
CHClF2).
Pelarut fluorocarbon banyak digunakan sebagai refrigeran.2.3.3
Pelarut BrominatedContoh pelarut brominated: Etilen Dibromide (1,2-dibromoethane, BrCH2-CH2Br), chlorobromide
mtilen (Bromochloromethane, CH2BrCl), bromin
metil (bromomethane, CH2Br).
Pelarut brominated digunakan sebagai
aditif dalam bensin bertimbal, sterilants tanah, untuk manufaktur pestisida dan
Fumigan.Pengaruh pelarut brominated bagi
kesehatan : mempengaruhi
hati dan ginjal, menyebabkan dermatitis dan iritasi kulit, mata, saluran
pernapasan atas dan selaput lendir. Menghirup brominated pelarut dapat
menyebabkan pusing, kelemahan, depresi, sakit kepala, mengantuk.Pengaruh pelarut brominated
bagi lingkungan: beberapa pelarut brominated (metilen chlorobromide, bromin
metil) yang dilarang di sebagian besar negara karena potensi mereka yang tinggi
ozon deplesi (Montreal Protocol).2.3.4 Pelarut IodinasiContoh
pelarut iodinasi:-butil iodida n (1-iodobutane, CH3CH2CH2CH2I), Metil iodida (iodomethane, CH3I), etil iodida
(iodoethane, C2H5I), n-propil
iodida (1-iodopropane, CH3CH2CH2I).
Iodinasi pelarut digunakan sebagai
intermediet untuk berbagai bahan kimia, pewarna, Fumigan, media kontras X-ray,
antiseptik, insektisida, senyawa surfaktan, citarasa dan aroma dan farmasi
dalam pengujian untuk piridin.2.4
Reaksi-reaksi antara Alkena dengan Unsur-unsur Halogen2.4.1 Etena dengan fluorinEtena bereaksi ledakan (eksplosif)
dengan fluorin menghasilkan karbon dan gas hidrogen fluoride. Reaksi ini bukan
merupakan reaksi yang bermanfaat, dan jarang dibahas pada pembahasan tingkat
dasar.2.4.2
Etena dengan klorin atau
bromin atau iodineReaksi yang terjadi antara etena
dengan klorin atau bromin atau iodin adalah reaksi adisi.Sebagai contoh, bromin ditambahkan membentuk
1,2-dibromoetana. 2.5
Reaksi-reaksi antara Alkana dengan Unsur-unsur Halogen 2.5.1
Alkana dengan fluorinReaksi ini menimbulkan ledakan
(eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap, dan cenderung dihasilkan
karbon dan hidrogen fluoride.2.5.2 Alkana dengan iodinIodin tidak bereaksi dengan alkana –
sekurang-kurangnya pada kondisi laboratorium yang normal.2.5.2
Alkana dengan klorin atau
brominTidak ada reaksi yang terjadi dalam
kondisi gelap (tanpa cahaya).Jika terdapat cahaya, reaksi yang terjadi sedikit
mirip dengan fluorin, yakni menghasilkan sebuah campuran karbon dan hidrogen
halida. Keagresifan reaksi berkurang tajam semakin ke bawah golongan mulai dari
fluorin sampai klorin sampai bromin.Reaksi-reaksi yang menarik terjadi
dengan adanya sinar ultraviolet (begitu juga sinar matahari). Reaksi-reaksi ini
disebutreaksi fitokimia,
dan terjadi pada suhu kamar.2.6 Reaksi-reaksi
antara Sikloalkana dengan Unsur-unsur HalogenDibawah sinar UV, siklopropana akan mengalami
reaksi substitusi dengan klorin atau bromin. Akan tetapi, sikloalkana juga
memiliki kemampuan untuk bereaksi dalam kondisi tanpa cahaya.Dengan adanya sinar UV, siklopropana
bisa mengalami reaksi adisi dimana
cincinnya terputus. Sebagai contoh, dengan bromin, siklopropana menghasilkan
1,3-dibromopropana.2.7 Pabrik
kimia yang menggunakan proses halogenasi1. Pabrik
Hexachlorobenzena
2. Pabrik Vinyl
Chloride
3. Pabrik
Tetrachloroethane
4. Pabrik Allyl
Chloride
BAB IIIAPLIKASI PROSES HALOGENASI PADA PEMBUATAN PLASTIK 3.1 Plastik
Konvensional
Plastik merupakan salah satu jenis
polimer. Polimer lain yang umum diproduksi selain plastik adalah serat dan
karet (elastomer). Polimer sendiri merupakan molekul besar (makromolekul) yang
terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhana dan terikat
oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir setara dengan
monomer yaitu bahan awal dari polimer.Berdasarkan survey, dari tahun 1970
sampai 2000, konsumsi plastik dunia makin meningkat jauh melebihi logam besi
dan baja. Ada alasan-alasan ekonomis yang dapat diterima dalam kecenderungan
tersebut. Plastik lebih ringan dan umumnya lebih tahan terhadap korosi. Seperti
logam, plastik juga dapat dipadu untuk memperbaiki sifat-sifat fisiknya. Dan
jika dihubungkan dengan kenaikan harga energi , plastik bisa diproduksi dan
diproses dengan input energi yang lebih rendah daripada logam. Jika
diklasifikasi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan kegunaanya
maka plastik dibagi menjadi plastik komoditi dan plastik
teknikPlastik komoditi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(Stevens, 2001)- volume
yang tinggi- harga yang
murah- plastik
ini bisa dibandingkan dengan baja dan aluminium dalam industri logam- sering
dipakai dalam bentuk barang pakai-buang (disposable) seperti lapisan
pengemasSedangkan
plastik teknik memiliki ciri: (Stevens, 2001)- harga yang
lebih mahal- volume
lebih rendah- memiliki
sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik- dalam
berbagai aplikasi sering bersaing dengan logam, keramik, dan gelasContoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliesterJika dilihat dari sifatnya, plastik
dibagi menjadi termoplastik dan termoset. Termoplastik mempunyai sifat, jika
dipanaskan akan menjadi plastis dan jika terus dipanaskan sampai suhu lebih
dari 200º C bisa mencair. Bila temperatur kemudian diturunkan (didinginkan),
material plastik akan mengeras dan dapat dibentuk kembali.Termoset setelah diproses menjadi
produk tidak dapat kembali seperti bentuk semula. Jika diumpamakan dengan
makanan, termoplastik seperti coklat yang dapat mencair dan mengeras berulang
kali dan tetap saja kita akan mendapatkan coklat, sedangkan termoset seperti
biskuit yang sekali dicetak tidak dapat kembali ke bentuknya lagi .Pada saat ini, kebanyakan plastik
yang digunakan adalah plastik konvensional. Biasanya plastik konvensional ini
berbahan dasar minyak bumi, gas alam, atau batu bara. Penggunaan plastik
konvensional yang terbuat dari bahan sintetik sering mengasilkan sampah
dalam kehidupan sehari-hari. Sampah ini tidak dapat didegradasi oleh
mikroorganisme atau lingkungan
Contohnya ;·
Poli (vinil klorida) (PVC)·
Poliester3.2 Plastik Modern
Platik konvensional sudah lama menimbulkan masalah bagi lingkungan.
Plastik berbahan baku polimer sintetis minyak bumi tidak dapat didegradasi oleh
alam, sehingga menjadi sumber pencemaran di berbagai tempat, terutama di tanah
dan air. Namun, seiring perkembangan zaman, telah ditemukan solusi plastik
ramah lingkungan atau disebut plastic
biodegrdable. Plastic
biodegradable merupakan
plastik yang terbuat dari bahan-bahan alami antara lain selulosa, pati,
kolagen, kasein, protein, khitosan, khitin, atau lipid dari hewan. Bahan-bahan
alami ini termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sampah plastik
yang dihasilkan dapat didegradasi oleh alam dan mikroorganisme .
Salah satu sumber bahan baku plastik
biodegradable adalah klobot
jagung. Klobot jagung memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi sekitar
32%, dan sisanya hemiselulosa 32% dan lignin 20% (Hettenhaus, 2002). Sekitar 1
ton klobot jagung yang dihasilkan akan proporsional dengan hasil 1 ton biji
jagung. Klobot jagung akan terus meningkat jumlahnya sering meningkatnya panen
jagung tiap tahun.
BAB IVINDUSTRI PVC Polivinil klorida, atau lebih
dikenal dengan PVC atau vinyl, telah digunakan secara luas sejak awal
pertengahan abad 20. PVC memiliki sifat kuat, tahan terhadap minyak dan bahan
kimia, sinar matahari, cuaca, dan tahan api. PVC bisa ditemukan di mana saja di
sekitar kita. PVC adalah bahan sangat serbaguna yang digunakan sebagai bahan
pembuat botol, kemasan, mainan, bahan konstruksi, selimut, pakaian, pipa,
pelapis kabel, kulit imitasi, perabotan, dan banyak lagi.PVC menempati peringkat ketiga di
kedua output plastik global dan konsumsi. Lebih dari 33 juta ton PVC
diproduksi setiap tahun, dan angka itu meningkat setiap tahun. Sekitar 57
persen massa PVC adalah klorin, sehingga membutuhkan minyak bumi lebih sedikit
dari polimer lainnya.Polyvinylchloride (PVC) [- (-CH 2-CHCl-) n-] adalah salah
satu dari tiga penting polimer banyak digunakan saat ini di seluruh dunia. Hal
ini karena PVC adalah salah satu polimer termurah untuk membuat dan memiliki
berbagai macam sifat sehingga dapat digunakan untuk membuat ratusan
produk. 4.1 Proses
Produksi PVCSecara umum proses produksi plastik
di industri meliputi tiga tahap yaitu:
1. Pelunakan : Menggunakan
panas, sehingga mudah mengalir, dan siap dibentuk oleh cetakan
2. Pembentukan
: Memanfaatkan tekanan, agar plastik dialirkan dan dibentuk lewat die atau
cetakan
3. Pemadatan : Bentuk
akhir produk dibiarkan memadat
4.2 Proses
Pembuatan PVC 
Secara garis besar proses produksi
PVC dilakukan melalui tiga tahapan reaksi. PVC yang dihasilkan dalam
tahapan-tahapan produksi ini merupakan PVC murni. Tahap-tahap pembuatan PVC,
antara lain:1. Klor-AlkaliProses yang
pertama yaitu Proses Klor-Alkali, gas klorin (Cl2) merupakan
produk utama yang dihasilkan pada tahapan ini, disamping produk-produk
sampingan berupa natrium hidroksida (NaOH), gas hydrogen (H2) dan natrium hipoklorit (NaOCl)Dalam Proses Klor-Alkali ini garam natrium klorida
(NaCl) dilarutkan dalam air dan dimurnikan serta dikonsentrasikan. Larutan
garam yang murni dan terkonsentrasi ini kemudian dielektrolisa menghasilkan
NaOH, gas klorin dan gas hydrogen.2NaCl + 2H2O → Cl2 + H2 + 2NaOHNatrium hipoklorit dan asam klorida merupakan produk
turunan yang didapat dengan mereaksikan natrium hidroksida dan gas klorin.NaOH + Cl2 → NaOCl + HCl 2.
EDC/VCM Proses yang kedua, yaitu Proses
EDC/VCM yang menghasilkan monomer vinil klorida (vinyl chloride monomer atau
disingkat dengan VCM) sebagai produk utama. Etilen diklorida (EDC) atau
1,2-dichloroethan di masa lalu populer dengan sebutan Dutch Oil demi
menghormati ilmuwan-ilmuwan Belanda yang pertama kali berhasil mensintesa zat
tersebut dari gas etilen dan gas klorin di akhir abad ke-18.Dewasa ini EDC terutama digunakan
untuk memproduksi monomer vinil klorida (VCM), yang merupakan bahan baku utama
pembuatan polivinil klorida (PVC). EDC juga digunakan sebagai zat-antara
(intermediate) dalam proses pembuatan berbagai zat-zat organic, disamping juga
digunakan sebagai zat pelarut (solven).Proses produksi vinil klorida yang
dipraktekkan secara komersial saat ini merupakan kombinasi seimbang dari dua
jenis proses untuk menghasilkan etilen diklorida (EDC) yang merupakan
produk-antara (intermediate) dalam proses produksi vinil klorida. Kedua proses
tersebut dinamakan Direct Chlorination (DC) dan Oxy-Chlorination (OC).Dalam proses Direct Chlorination
(DC), etilen (CH2=CH2)
di-klorinasi untuk menghasilkan etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).
CH2=CH2 +
Cl2 → CH2Cl-CH2Cl
(1)Etilen diklorida kemudian di-“cracking”
(dipanaskan tanpa paparan oksigen) untuk menghasilkan vinil klorida (CH2=CHCl) dan asam klorida (HCl).
CH2Cl-CH2Cl → CH2=CHCl +
HCl
(2)Sementara itu dalam proses
Oxy-Chlorination (OC), etilen (CH2=CH2), asam klorida (HCl) yang dihasilkan dari Reaksi
(2) dan oksigen (O2) direaksikan untuk menghasilkan
etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).
CH2=CH2 +
Cl2 + ½ O2 → CH2Cl-CH2Cl + H2O
(3)Dengan menjumlahkan Reaksi (1), (2) dan (3), didapat
reaksi keseluruhan dari kombinasi proses Direct Chlorination dan
Oxy-Chlorination:
2 CH2=CH2 +
Cl2 + ½ O2 → 2 CH2=CHCl + H2O
(4)3. PolimerasasiDalam proses yang ketiga, yaitu
proses polimerisasi PVC, vinil klorida (VCM) dipolimerisasi menjadi polivinil
klorida (PVC) dalam reactor tank. Reaksi polimerisasi PVC adalah sebagai
berikut:Mekanisme polimerisasi yang
dilakukan adalah dengan metode radikal bebas yang terdiri dari tiga tahap:1. Inisiasi2. Propagasi3. TerminasiPVC dihasilkan dari dua jenis bahan
baku utama: minyak bumi dan garam dapur (NaCl). Minyak bumi diolah melalui
proses pemecahan molekul yang disebut cracking menjadi berbagai macam zat,
termasuk etilena ( C2H4 ),
sementara garam dapur diolah melalui proses elektrolisa menjadi natrium
hidroksida (NaOH) dan gas klor (Cl2). Etilena
kemudian direaksikan dengan gas klor menghasilkan etilena diklorida (CH2Cl-CH2Cl). Proses
cracking/pemecahan molekul etilena diklorida menghasilkan gas vinil klorida
(CHCl=CH2) dan asam klorida (HCl). Akhirnya, melalui proses
polimerisasi (penggabungan molekul yang disebut monomer, dalam hal ini vinil
klorida) dihasilkan molekul raksasa dengan rantai panjang (polimer): polivinil
klorida (PVC), yang berupa bubuk halus berwarna putih. Masih diperlukan satu
langkah lagi untuk mengubah resin PVC menjadi berbagai produk akhir yang
bermanfaat.Penampakan resin PVC sangat mirip
dengan tepung terigu. Dan resin PVC memang dapat dianalogikan seperti tepung
terigu: keduanya tidak dapat digunakan dalam bentuk aslinya. Seperti halnya
tepung terigu yang harus diolah dengan mencampurkan berbagai kandungan lain
hingga menjadi kue tart dan berbagai jenis roti yang menarik, resin PVC juga
harus diolah dengan mencampurkan berbagai jenis zat aditif hingga dapat menjadi
berbagai jenis produk yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.a.
Produksi klorinGaram (natrium klorida) yang
diperoleh dari laut kering prasejarah dilarutkan dalam air untuk membentuk
solusi yang disebut air garam. Solusi ini ditempatkan dalam sebuah sel dan
sebuah arus listrik yang melewatinya.gelembung gas Klorin off di salah satu
bagian dari sel dan logam natrium diproduksi di lain.Natrium bereaksi dengan air untuk
membentuk soda kaustik (sodium hidroksida) dan gas hidrogen. Kedua yang
memiliki kegunaan komersial penting.Generasi gas klorin melibatkan
merkuri logam cair (senyawa-senyawa yang beracun) dan dapat menyebabkan efek
buruk pada lingkungan. Salah satu contoh seperti itu di tahun 1950-an di Jepang
di Teluk Minamata di mana melarikan diri dan terkontaminasi merkuri ikan dan
memasuki rantai makanan yang menyebabkan kematian banyak penduduk lokal.Oleh karena itu tanaman industri
sangat berhati-hati dalam mencegah merkuri dari melarikan diri namun selalu ada
beberapa merkuri yang hilang mengapa metode baru untuk membuat klorin sekarang
digunakan. Metode baru ini melibatkan diafragma asbes di sel yang berpori dan
memungkinkan arus listrik untuk mengalir serta menolak korosi dari klorin dan
soda kaustik.Metode ini lebih aman karena tidak ada asbes hilang dan ketika
diafragma diganti dapat dibuang secara aman dan mudah.Namun, satu kejatuhan dari metode
ini adalah bahwa ia membentuk lebih encer larutan soda kaustik sehingga
memerlukan uap pemanasan untuk menghilangkan kelebihan air dan membuatnya lebih
terkonsentrasi sebelum dapat dijual di untuk penggunaan komersial.Pembuatan akun PVC 30% dari klorin
yang dihasilkan industri. Kehadiran klorin membuat PVC kompatibel dengan
berbagai bahan lain yang membuat PVC sangat fleksibel. Juga, klorin membuat
flame retardant PVC dan memungkinkan PVC harus dibedakan ketika menyortir
plastik untuk didaur ulang. Namun klorin itu sendiri sangat korosif dan adalah
gas mematikan.Hal ini berbahaya untuk menangani
dan orang tewas dalam insiden industri yang melibatkan klorin. langkah-langkah
keamanan yang ketat karena itu diambil di mana klorin yang bersangkutan
termasuk dalam pengangkutan kimia ini.b. Produksi
EthylenEthylene berasal dari minyak atau
gas alam yang halus dan ‘retak’ dengan memanaskan etana, propana atau butana
atau naptha dari minyak. Misalnya proses pemecahan untuk metana dapat hadir
sebagai berikut:2CH4 à C2H2 + 3H2Hasil dari proses ini termasuk
hidrogen dapat dibakar untuk menyediakan energi dan propylene yang direklamasi
seperti yang berharga. Merupakan hasil reaksi yang mudah terbakar tetapi tidak
beracun atau menyebabkan kanker.c. Produksi
PVCEthylene dan klorin yang
dikombinasikan untuk membentuk dichloride, ethylene cair (i) yang kemudian dipanaskan
untuk memberikan vinil klorida yang kemudian disuling off dan memberikan gas
hidrogen klorida;H2C = CH2 + ClH2C-CH2Cl à H2C = CHCl + HClReaksi samping juga terjadi untuk
membentuk senyawa organoklorin beberapa yang dikumpulkan karena mereka memiliki
penggunaan komersial. Sisanya oleh-produk yang dibakar untuk merebut kembali
klorida hidrogen, yang dapat didaur ulang dan bereaksi dengan ethylene
dichloride lebih untuk membentuk etilen baru.Vinyl chloride gas kurang berbahaya
daripada klorin Namun kanker hati angiosarcoma disebut telah dikaitkan dengan
orang-orang yang bekerja dengan vinil klorida.Pekerja yang terpapar itu sekarang
dilindungi dan kebocoran dan kerugian gas vinil klorida dalam tanaman menurun
ke minimum mutlak dan jejak sisa dalam produk PVC dikeluarkan sejauh mungkin.
Perbaikan ini memastikan bahwa masyarakat umum tanpa resiko sama sekali dari
kimia ini.Tekanan diterapkan pada vinil
klorida (terdispersi dalam air sebagai suspensi atau emulsi) di ruang tekanan
tinggi pada suhu 50-70 ° C. Peran air adalah untuk menghapus dan mengontrol
panas yang dilepaskan dalam proses polimerisasi. PVC bentuk partikel kecil yang
tumbuh dan ketika mereka mencapai ukuran yang diinginkan reaksi dihentikan dan
setiap vinil klorida tidak bereaksi disuling off dan digunakan kembali. PVC
dipisahkan off dan dikeringkan untuk membentuk serbuk putih.d. Pemrosesan
Menjadi Produk AkhirSatu tahap penting lagi sebelum
resin PVC bisa ditransformasikan menjadi berbagai produk akhir adalah
pembuatan compound/adonan (compounding). Compound adalah resin PVC yang
telah dicampur dengan berbagai aditif yang masing-masing memiliki fungsi
tertentu, sehingga siap untuk diproses menjadi produk jadi dengan sifat-sifat
yang diinginkan. Sifat-sifat yang dituju meliputi warna, kefleksibelan bahan,
ketahanan terhadap sinar ultra violet (bahan polimer/plastik cenderung rusak
jika terpapar oleh sinar ultra violet yang terdapat pada cahaya matahari),
kekuatan mekanik transparansi, dan lain-lain. PVC dapat direkayasa hingga bersifat
keras untuk aplikasi-aplikasi seperti pipa dan botol plastik, lentur dan tahan
gesek seperti pada produk sol sepatu, hingga bersifat fleksibel/lentur dan
relatif tipis seperti aplikasi untuk wall paper dan kulit imitasi. PVC dapat juga direkayasa sehingga tahan panas dan
tahan cuaca untuk penggunaan di alam terbuka. Dengan segala keluwesannya, PVC
cocok untuk jenis produk yang nyaris tak terbatas dan setiap compound PVC
dibuat untuk memenuhi kriteria suatu produk akhir tertentu.Compound PVC kemudian dapat diproses dengan berbagai
cara untuk memenuhi ratusan jenis penggunaan yang berbeda, misalnya:•
PVC dapat diekstrusi, artinya dipanaskan dan dialirkan melalui suatu cetakan
berbagai bentuk, sehingga dihasilkan produk memanjang yang profilnya mengikuti
bentuk cerakan tersebut, misalnya produk pipa, kabel dan lain-lain.•
PVC juga dapat di lelehkan dan disuntikkan (cetak-injeksi) ke dalam suatu ruang
cetakan tiga dimensi untuk menghasilkan produk seperti botol, dash board,
housing bagi produk-produk elektronik seperti TV, computer, monitor dll.•
Proses kalendering menghasilkan produk berupa film dan lembaran dengan berbagai
tingkat ketebalan, biasanya dipakai untuk produk alas lantai, wall paper , dll.•
Dalam teknik cetak-tiup (blow molding), lelehan PVC ditiup di dalam suatu
cetakan sehingga membentuk produk botol, misalnya.•
Resin PVC yang terdispersi dalam larutan juga dapat digunakan sebagai bahan
pelapis/coating, misalnya untuk lapisan bawah karpet dll.4.3 Sifat
dan penggunaan PVCSifat PVC yang menarik membuatnya
cocok untuk berbagai macam penggunaan. PVC tahan secara biologi dan kimia,
membuatnya menjadi plastik yang dipilih sebagai bahan pembuat pipa pembuangan
dalam rumah tangga dan pipa lainnya di mana korosi menjadi pembatas pipa logam.
Dengan tambahan berbagai bahan anti tekanan dan stabilizer, PVC menjadi bahan
yang populer sebaga bingkai jendela dan pintu. Dengan penambahan plasticizer,
PVC menjadi cukup elastis untuk digunakan sebagai insulator kabel. 1.
Pakaian
PVC telah digunakan secara luas pada bahan pakaian,
yaitu membuat bahan serupa kulit. PVC lebih murah dari karet, kulit, atau
lateks sehingga digunakan secara luas. PVC juga waterproof sehingga dijadikan
bahan pembuatan jaket, mantel, dan tas.2. Kabel
listrik
PVC yang digunakan sebagai insulasi kabel listrik
harus memakai plasticizer agar lebih elastis. Namun jika terpapar api, kabel
yang tertutup PVC akan menghasilkan asap HCl dan menjadi bahan yang berbahaya
bagi kesehatan. Aplikasi di mana asap adalah bahaya utama (terutama di
terowongan), PVC LSOH (low smoke, zero halogen) adalah bahan insulasi yang pada
umumnya dipilih.3. Perpipaan
Secara kasar, setengah produksi resin PVC dunia
dijadikan pipa untuk berbagai keperluan perkotaan dan industri. Sifatnya yang
ringan, kekuatan tinggi, dan reaktivitas rendah, menjadikannya cocok untuk
berbagai keperluan. Pipa PVC juga bisa dicampur dengan berbagai larutan semen
atau disatukan dengan pipa HDPE oleh panas,menciptakan sambungan permanen yang
tahan kebocoran.4.
Bangunan dan bahan konstruksi
PVC tahan korosi dan pelapukan dan sebagainya telah
menggunakan banyak outdoor seperti puntung air, bingkai jendela, flaps lumpur,
pipa air dan furnitur taman. PVC juga tangguh dan tidak retak dan mudah dapat
dibentuk sehingga dapat diproduksi sebagai serat, busa atau film. Sebagai bahan
bangunan, PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai.5. Komponen
kendaraan
Penggunaan PVC dalam komponen kendaraan mengurangi
berat kendaraan maka mengurangi konsumsi bahan bakar dan melestarikan bahan
bakar fosil. PVC juga meningkatkan kebebasan desain dan meningkatkan
keselamatan kendaraan dengan memberikan kejutan-menyerap bagian seperti airbag
dan juga sifat tahan api. BAB V
PENUTUP
1. Halogenasi
adalah pemasukan halogen ke dalam senyawa organik, baik secara penambahan
(adisi) maupun secara penggantian (substitusi).
2.
Pengertian pelarut terhalogenasi, menurut Dr.Dmitri Kopeliovich adalah pelarut yang molekulnya
mengandung atom halogenic: klorin (Cl), fluor (F), brom (Br) atau yodium (I).
3. Jenis-jenis pelarut terhalogenasi
·
Diklorinasi pelarut·
Fluorocarbon pelarut·
Brominated Pelarut·
Iodinasi pelarut 4. Reaksi-reaksi antara alkena dengan
unsur-unsur halogen
·
Etena dengan fluorin
·
Etena dengan klorin atau bromin atau
iodin
5. Reaksi-reaksi antara alkana dengan
unsur-unsur halogen
·
Alkana dengan fluorin
·
Alkana dengan iodin
·
Alkana dengan klorin atau bromin
·
Metana dengan klorin
·
Propana dengan klorin
6. Salah
satu aplikasi halogenasi yaitu pada proses pembuatan PVC dimana dibuat dengan
mereaksikan EDC dengan gas Cl2.